Minggu, 30 Oktober 2011

Definisi dan Klasifikasi Citra

Citra merupakan salah satu dari beragam hasil proses penginderaan jauh. Definisi citra banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satu di antaranya pengertian tentang citra menurut Hornby (1974; dalam Sutanto, 1992) yang dapat ditelaah menjadi lima, berikut ini tiga di antaranya: 

1) Likeness or copy of someone or something, especially one made in wood, stone, etc.
2) Mental pictures or idea, concept of something or someone.
3) Reflection seen in a mirror or through the lens of a camera. 

Citra penginderaan jauh termasuk dalam pengertian yang ke-tiga menurut Hornby. Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya. Simonett et al. (1983) mengutarakan dua pengertian tentang citra yaitu:
1) The counterpart of an object produced by the reflection or refraction of light when focused by a lens or a mirror.
2) The recorded representation (commonly as a photo image) of object produced by optical, electro-optical, optical mechanical, or electrical means. It is generally used when the EMR emitted or reflected from a scene is not directly recorded on film.

Di dalam Bahasa Inggris ada dua istilah yang masing-masing diterjemahkan dengan citra, yaitu image dan imagery. Berikut ini dikemukakan batasan kedua istilah tersebut menurut Ford (1979; dalam Sutanto, 1992).1) Image is representation of an object or scene; an image is usually a map, picture, or photograph.2) Imagery is visual representation of energy recorded by remote sensing instrument.

Bila kita berpegang pada batasan ini maka penggunaan istilah image bagi citra penginderaan jauh tidak salah, akan tetapi penggunaan istilah imagery akan lebih benar. Berbagai pustaka dalam bahasa Inggris, baik istilah image maupun imagery sama-sama sering digunakan.

Sensor dalam kaitannya dengan penginderaan jauh merekam tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi. Rekaman tenaga ini setelah diproses membuahkan data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat berupa data digital atau data numerik untuk keperluan analisis menggunakan komputer. Produk lainnya dapat berupa data visual yang umumnya dianalisis secara manual. Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip ujud aslinya atau paling tidak berupa gambaran planimetrik. Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Sebagai contoh data noncitra ialah grafik yang mencerminkan beda suhu yang direkam di sepanjang daerah penginderaan. Penginderaan jauh yang tidak menggunakan tenaga elektromagnetik, contoh data noncitra antara lain berupa grafik yang menggambarkan gravitasi maupun daya magnetik di sepanjang daerah penginderaan. Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra nonfoto (non photographic image).


1. CITRA FOTO

Citra foto dapat dibedakan berdasarkan 
(1) spektrum elektromagnetik yang digunakan
(2) sumbu kamera
(3) sudut liputan kamera
(4) jenis kamera, 
(5) warna yang digunakan, dan (6) sistem wahana dan penginderaannya

Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
1.Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini ialah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 μm.
2.Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 μm – 0,56 μm).
3.Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak
4.Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 μm dan hingga 1,2 μm untuk film inframerah dekat yang dibuat secara khusus.
5.Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

Foto pankromatik merupakan foto yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh sistem fotografik. Foto ini telah dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila dibandingkan harga foto lain, dan lebih banyak orang yang telah terbiasa menggunakan foto jenis ini.

Sumbu Kamera
Foto udara dapat pula dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:
1.Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
2.Foto condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10º atau lebih besar. Apabila sudut condongnya berkisar antara 1º - 4º, foto yang dihasilkan masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal.

Foto condong dibedakan lebih lanjut menjadi:
a) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu bila pada foto tampak cakrawalanya.
b) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu bila cakrawala tidak tergambar pada foto.

Sudut Liputan Kamera
Paine (1981; dalam Sutanto, 1992) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) kamera menjadi empat jenis:
1. Sudut kecil (narrow angle) dengan sudut <60º
2. Sudut normal (normal angle) dengan sudut 60º - 75º
3. Sudut lebar (wide angle) dengan sudut 75º - 100º
4. Sudut sangat lebar (superwide angle) dengan sudut > 100º

Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan menjadi:
1.Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah akan tampak merah pada foto.
2.Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.

Sistem Wahana
Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu:
1.Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon.
2.Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.


2. CITRA NONFOTO

Citra nonfoto dibedakan berdasarkan: 
(1) spektrum elektromagnetik yang digunakan, 
(2) sensor yang digunakan,
(3) wahana yang digunakan.

Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal. Jendela atmosfir yang digunakan ialah saluran dengan panjang gelombang (3,5 – 5,5) μm, (8 – 14) μm, dan sekitar 18 μm. Penginderaan pada jenis spektrum ini mengacu kepada beda suhu obyek dan daya pancarnya yang pada citra tercermin melalui beda rona atau beda warna.
2.Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

Meskipun citra nonfoto juga ada yang menggunakan spektrum tampak, citra yang dihasilkan tidak disebut citra tampak. Citra tersebut lebih sering disebut berdasarkan sensornya atau wahananya, misalnya citra RBV, citra MSS, dan citra lainnya.

Sensor
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi:
1.Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
2.Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral dibuat dengan saluran sempit. Citra multispektral pada citra Landsat sering dibedakan menjadi:
   a) Citra Return Beam Vidicom atau citra RBV, yaitu citra yang dibuat dengan kamera Return Beam Vidicom pada Landsat-1 dan Landsat-2. Meskipun berupa kamera, hasilnya bukan berupa foto karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan elektronik. Jenis ini beroperasi dengan spektrum tampak. Citra RBV pada Landsat-3 bukan lagi berupa citra multispektral, melainkan citra ganda.
   b) Citra Multispectral Scanner atau citra MSS, yaitu citra yang dibuat dengan MSS sebagai sensornya. Sistem ini dapat beroperasi dengan spektrum tampak maupun spektrum lainnya, misalnya spektrum inframerah termal. Di samping citra MSS, Landsat juga ada citra MSS yang dibuat dari pesawat udara.

Wahana
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi:
1. Citra dirgantara (airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara. Misalnya citra inframerah termal, citra radar, dan citra MSS yang dibuat dari udara. Istilah citra dirgantara jarang sekali digunakan.
2. Citra satelit (satellite/spaceborne image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit dibedakan lebih jauh berdasarkan penggunaan utamanya, yaitu:
a) Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya citra satelit Ranger (AS), citra satelit Viking (AS), citra satelit Luna (Rusia), dan citra satelit Venera (Rusia).
b) Citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra NOAA (AS), dan citra Meteor (Rusia).
c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi, misalnya citra Landsat (AS), citra Soyus 


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar